TASAWUF DI
INDONESIA DAN TOKOHNYA
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Yang Di Ampu Oleh :
![](file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun oleh
:
KHUSNUL YAQIN
DEDI HERMAWAN
TRI WAHYUDI
MOH. IHLAS
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN EBIS
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PAMEKASAN
NOVEMBER 2016
KATA PENGANTAR
Assalamu’aikum wr. Wb
Puja dan puji syukur
kami mari kita panjatkan kepada Allah SWT yang maha Adil juga maha
Bijaksana karena berkat rahmat dan
widayahnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang tasawuf di
indonesia beserta tokohnya dengan waktu yang tepat.
Sholawat serta salam semoga tetap
tercurah limpahkan kepada junjungan nabi kita yaitu nabi Muhammad SWT, yang
telah membawa kita dari alam kejahiliaan menuju alam yang terang menerang
seperti yang kita rasakan pada hari ini. Makalah ini di susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf yang di
bimbing oleh yang terhormat Bapak Dosen Moch. Cholid Wardi selaku dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf, saya mengucapkan terima
kasih.
Dengan tersusunnya
makalah ini saya berharap bisa di jadikan bahan ajar, sehingga mampu menambah
wawasan mahasiswa/mahasiswi di sekitar lingkungan STAIN pamekasan, serta mampu
member dorongan dan motivasi kepada teman-teman semua lebih -lebih pada saya
sebagai penulisnya.
Disadari bahwa
makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan, baik
dari segi isinya, bahasa, penyusun dan lain sebagainya untuk itu saran dan
kritik pembaca sangat membantu.
pamekasan, 11 November 2016
PENYUSUN
DAFTAR
ISI
Kata pengantar........................................................................................................................ i
Daftar isi................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang.................................................................................................................. 1
1.2
Rumusan
masalah............................................................................................................. 1
1.3
Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 perkebangan Tasawuf di Indonesia.................................................................................. 2
2.2 Tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia.................................................................................. 5
2.3 istiah dalam Tasawuf........................................................................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 saran................................................................................................................................. 9
BAB
I
PENDHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perkembangan tasawuf di
indonesia, tidak lepas dari pengkajian proses islamisasi di kawasan ini. Sebab,
sebagian besar penyebaran islam di nusantara merupakan jasa para sufi. Dari
sekian banyak naskah lama yang berasal
dari sumatra, baik yang di tulis dalam bahasa arab dan bahasa melayu.
Berorientasi sufisme. Hal ini menunjukkan bahwa pengikut tasawuf merupakan unsur
yang cukup dominan dalam masyarkat saat itu. Sejak berdirinya kerajaan
islam pasai, kawasan pasai menjadi
sentral penyiaran agama islam di berbagai daerah di sumatra dan pesisir utara
pulau jawa. Perkembangan islam di jawa selanjutnya di gerakan oleh wali songo
atau wali sembilan. Sebutan itu sudah cukup menunjukkan bahwa mereka adalah
penghayat tasawuf yang sudah sampai pada derajatnya “wali”
.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Sejak
kapan indonesia menjadi titik sentral penyiaran agama islam ?
2. Siapa
saja tokoh-tokoh tasawuf indonesia ?
3. Apa
saja istilah dalam tasawuf ?
4.
C. RUMUSAN
MASALAH
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan tasawuf di
indonesia
2. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh tasawuf di indonesia
3. Untuk
mengetahui istilah dalam tasawuf
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Perkembangannya.
Sebagai sebuah ajaran, tasawuf
muncul pada zaman Rasulullah SAW, sebab misi kerasulannya meliputi
ajaran-ajaran yang berkaitan dengan keyakinan/keimanan (Aqidah), ibadah dan
akhlaq.
Membahas perkembangan
tasawuf diindonesia, tidak lepas dari pengkajian proses islamisasi dikawasan
ini. Sebab, sebagian besar penyebaran islam dinusantara merupakan jasa para
sufi.
Dari sekian banyak
naskah lama yang berasal dari sumatera, baik yang ditulis dalam bahasa Arab
maupun bahasa melayu, berorientasi sufisme. Hal ini menunjukkan bahwa pengikut
tasawuf merupakan unsur yang cukup dominan dalam masyarakat pada masa itu.
Kenyataan lainnya, kita bisa melihat pengaruh yang sangat besar dari para sufi ini
dalam mempengaruhi kepemimpinan raja, baik yang ada ditanah aceh maupun yang
ada ditanah jawa. Dikawasan sumatera bagian utara, ada empat sufi terkemuka,
antara lain:
1. Hamzah
Fansuri (-+ abad 17 M) terkenal dengan karya tulisannya ashar al-‘Arifin dan
Syarab Al-‘asyikin, serta beberapa kumpulan syair sufistiknya.
2. Syamsuddin
pasai penulis kitab jauhar al-haqoriq dan mirat al-qulub. Dia adalah murid dan
pengikut dari hamzah fansuri yang mengembangkan doktrin wahdat al-wujud ibnu
arabi.
3. Abd.
Rauf singkel (w. 1639 M) merupakan penganut tarekat syattariyah, karyanya
berjudul Mira’at ath-thullab.
4. Nurruddin
ar-raniri (w. 1644 M) penulis bustan as-salatin, dari kitab ini, kita bisa
mengetahui bahwa ia adalah pengikut tasawuf sunni dan penentang tasawuf hamzah
fansuri. Ia juga penasehat sultan iskandar tsani. Semua sufi besar ini
merupakan penasihat sultan pada masanya.
Sejak
berdirinya kerajaan islam pasai, kawasan pasai menjadi titik sentral penyiaran
agama islam keberbagai daerah disumatera dan pesisir utara pulau jawa.
Penyebaran islam kepulau jawa, juga berasal dari kerajaan pasai, terutama atas jasa
maulana malik ibrahim, maulana ishak, dan ibrahim asmoro yang ketiganya adalah
abituren pasai. Melalui keuletan mereka itulah, berdiri kerajaan islam demak
yang kemudian menguasai kerajaan banten dan batavia melalui syarif
hidayatullah.
Perkembangan
islam di jawa selanjutnya digerakkan oleh wali songo atau wali sembilan.
Sebutan itu sudah cukup menunjukkan bahwa mereka adalah penghayat tasawuf yang
sudah sampai pada derajat “wali”. Para wali bukan saja berperan sebagai penyiar
islam, melainkan mereka juga ikut berperan kuat pada pusat kekuasaan
kesultanan. Karena posisi itu, mereka mendapat gelar susuhunan yang biasa disebut sunan.[1]
Dalam
dunia pesantren generasi awal, warna sufisme yang kental juga terlihat pada
anutan mereka yang didominasi aliran sufisme al-ghazali, sufisme yang sangat
kuat mewarnai kesantrian pada masa itu. Dalam kelompok ini, buku-buku karangan
Al-Ghazali menjadi sumber bacaan sufisme yang paling digemari dan pada umumnya
memuat pokok bahasan tasawuf akhlak dan tasawuf amali, yang keseluruhan
beraliran tasawuf sunni. Disamping literatur-literatur sufisme yang
berorientasi tasawuf akhlak dan tasawuf amali, dikalangan tertentu ditemukan
literatur tasawuf falsafi, seperti Insan
Kamil, karya abdul jalil Al-Jili serta futuhat
Al-Makkiyah dan Fusus Al-Hakim, karya
Ibnu Arabi.[2]
Ibn al-jauzi dan Ibn
khaldun secara garis besar membagi kehidupan kerohian dalam islam di bagi dua,
yakni zuhud dan tasawuf. Hanya saja diakui bahwa keduanya adalah istilah baru,
sebab keduanya belum ada pada masa nabi muhammad SAW. Dan tidak terdapat dalam
al-qur’an, kecuali zuhud disebut sekali dalam surt yusuf ayat 20.
Istilah populer pada masa beliau ialah
sahabat. Mereka adalah oranng-orang yang terhindak dari sifat syirik dan
kehidupan jahiliyah, selalu mendengar dan meresapi Al- qur’an.
Ketika ia bersama-sama
sahabatnya hijrah ke madinah, maka muncul istilah baru , yakni muhajir dan
anshar. Muhajir berarti orang yang pindah dari mekkah ke madinah, sedang anshar
merupakan julukan asli bagi penduduk orang madinah yang memberi pertolongan
bagi kaum muhajir
Sudah di sebutkan bahwa
ada segolongan umat islam yang belum
merasa puas dengan pendekatan diri kepada tuhan melalui ibadah shalat, puasa,
dan haji. Mereka ingin merasa lebih dekat lagi dengan tuhan. Jalan untuk itu
disebut tasawuf.
Kalau kita kembali
kepada awal sejarah islam, khususnya pada masa nabi, telah ada sahabat-sahabat
yang menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, banyak berpuasa di siang hari, dan
bershalat serta membaca al-qur’an di malam hari, seperti abdullah Ibn umar,
sehingga nabi mengatakan kepadanya “tubuhnya juga mepunyai hal-hak yang harus
kau penuhi.” Selain dan abdullah Ibn umar disebut pula nama-nama seperti abu
al-darda’, abu dzar al-giffari, bahlul Ibn zuaib, dan kahmaz al-hilali (harun,1985)
Pada abad 1 hijriyah
bagian kedua, lahirlah hasan basri seorang zahid pertama dan termasyhur dalam
sejarah tasawuf ia lahir di madinah pada
tahun 642 M, Dan meninggal di basrah pada tahun 728 M. Hasan basri tampil pertama
dengan membawa ajaran khauf dan raja’, mempertebal takut dan harap kepada
tuhan, Setelah itu tampil pula guru-guru yang lain, yang dinamakan qari’,
mengadakan gerakan pembaharuan hidup kerohanian di kalangan kaum muslimin.
Sebenarnya bibit
tasawuf sudah ada sejak itu, garis-garis besar mengenai thariq atau jalan
beribadah sudah kelihatan di susun, dalam ajaran-ajaran yang di kemukan sana-
sini sudah mulai dianjurkan mengurangi makan ( ju’), menjauhkan diri dari
keramaain duniawi (zuhud), mencela dunia (dzamm al-dunya) seperti harta , keluarga
dan kedudukan. Di sana-sini terdapat pemuka –pemuka agama, baik di iraq, kufah,
dan basrah,maupun syam, mempelajari cara-cara meresapkan agama. Dicobanya
mempraktikan hal-hal yang berlebihan, dari i’tikaf menjadi khalwat, dari
pakaian tenun kapas sampai ke baju tenun bulu domba, dan dari dzikir yang
sederhana menjadi dzikir yang hiruk-piruk,
Kemudian pada ahir abad
2 hijriyah, muncul rabi’ah al-adawiyah (w. 185 H), seorang sufi wanita yang
terkenal dengan ajaran cintanya (hubb al-ilah).selanjutnya pada abad II
hijriyah ini, tasawuf tidak banyak berbeda dengan abad sebelumnya, yakni sama
dalam corak kezuhudan.saat itu mulai ada sebagian yang menampilkan
istilah-istilah yang pelik seperti mengenai kebersihan jiwa (tharah an-nafs)[3]
B. Tokoh-tokoh
Tasawuf di Indonesia.
Ada empat tokoh yang menjelaskan tasawuf
di indonesia diantaranya,
1. Hamzah
Al-Fansuri.
Nama
hamzah al-fansuri di nusantara bagi kalangan ulama’ dan sarjana penyidik
keislaman tidak asing lagi. Hampir semua penulis sejarah islam mencatat bahwa
syekh hamzah al-fansuri dan muridnya syekh syamsuddin as-sumatrani termasuk
tokoh sufi yang sepaham dengan al-hallaj. Paham hulul, ijtihad, mahabbah, dan lain-lain adalah seirama dengan
al-hallaj.paham hulul, ijtihad, mahabbah, dan lain-lain adalah seirama dengan
al-hallaj.syekh hamzah fansuri diakaui sebagai salah pujangga islam yang sangat
populer ada zamannya sehingga namanya menghiasi lembaran-lembaran sejarah
kesusastraan melayu dan indonesia.namanya tercatat sebagai seorang kaliber
besar dalam perkembangan islam di nusantara dari abadnya hingga kini.
Berdasarkan
kata “Fansur” yang menempel pada namanya, sebagian peneliti beranggapan bahwa
ia berasal dari fansur, sebutan orang arab terhadap barus yang sekarang
merupakan kota kecil di pantai barat sumatra utara yang terletak di antara
sibolga dan singkel.dalam salah satu syairnya, ia menulis,
Hamzah
nur asalnya fansuri
Mendapat
wujud di tanah syahr nawi,
Beroleh
khilafat ilmu yang ‘ali
Dari
pada abdul qadir sayyid jailani.
Ada
yang berpendapat bahwa “syahru nawi” (pada bait kedua) adalah “bandar ayuthia”,
ibu kota kerajaan Syam pada zaman silam.pendapat lain bahwa syahru nawi adalah
nama lama dari tanah aceh sebagai peringatan bagi seorang pangeran siam bernama
syahir nuwi yang datang ke aceh pada zaman dahulu, kemudian membangun aceh sebelum
datang islam.
Syair
–syair syekh hamzah fansuri terkumpul dalam buku-bukunya yang terkenal. Dalam
kesusastraan melayu atau indonesia , tercatat buku-buku syairnya, antara lain
syair burung pingai, syair dagang, syair pungguk, syair sidang faqir, syair
ikan tongkol, dan syair perahu.
2. Nuruddin
Ar-Raniri.
Ar-raniri dilahirkan di
Ranir, sebuah kota pelabuhan tua
dipantai Gujarat, India.nama lengkapnya adalah nuruddin muhammad bin hasanjin
al-hamid asy-syafi’i ar-raniri. Tahun kelahirannya tidak di ketahui dengan
pasti, tetapi kemungkinan besar menjelang akhir abad ke 16. Ia mengikuti langkah
keluarganya dalam hal pendidikanya. Pendidikan terakhirnya di peroleh di ranir
kemudian dilanjutkan kewilayah hadhramaut. Ketika masih di negara asalnya, ia
sudah banyak menguasai banyak ilmu agama. Diantara banyak guru yang
memngaruhinya abu nafs sayyid imam bin’abdullah bin syaiban, seorang guru
tarekat rifaiyah keturunan hadhramaut gujarat, india.
Pendirian ar-raniri
dalam masalah ketuhanan pada umumnya bersifat kompromis. Ia berupaya menyatukan
paham mutakallimin dengan paham para sufi yang diwakili ibn arabi. Ia
berpendapat bahwa ugkapan “wujud Allah dan alam esa”berarti alam ini merupakan
sisi lahiriah dari hakikatnya yang batin,yaitu Allah swt.sebagaimana yang
dimaksud ibnu arabi. Akan tetapi, ungkapan itu pada hakikatnya adalah bahwa
alam ini tidak ada. Yang ada hanyalah wujud Allah yang esa.jadi,tidak dapat di
katakan bahwa alam ini berbeda atau bersatu dengan Allah swt. Pandangan
ar-raniri hampir sama dengan ibnu arabuddi bahwa alam ini merupakan tajalli. Akan
tetapi,tafsirannya di atas membuatnya terlepas dari label panteisme ibnu arabi.
Ar-raniri berpandangan
bahwa alam ini di ciptakan Allah swt.melalui tajalli. ia menolak teorial-faidh
(emanasi) al-farabi karena membawa pengakuan bahwa alam ini adalah qadim
sehingga dapat jatuh pada kemusyrikan. Alam dan falak, menurutnya, merupakan
tajalli asma dan sifat Allah SWT. Dalam bentuk yang konkret. Sifat ilmu
ber-tajalli pada imu akal; nama Rahman ber-tajalli pada Arsy, nama Rahim ber-tajalli pada kursy; nama Raziq ber-tajalli
pada falak ketujuh; dan seterusnya. Dan manusia merupakan makhluk Allah SWT.
Yang paling sempurna didunia.[4]
3. Syamsuddin
al-sumatrani
Syamsuddin al-sumatrani
merupakan tokoh sufi kenamaan di aceh. Ia adalah murid hamzah fansuri yang mengajarkan
faham wujudiyyah. Ia hidup pada masa kejayaan kesultanan aceh di bawah
kekuasaan sultan iskandar muda, atau disebut juga dengan mahkota alam
(1607-1636). Seperti halnya hamzah fanzuri, syamsuddin juga mendapatkan
kedudukan penting disisi sultan.ia meninggal pada tahun 1630 m.
Dalam pemikiran
tasawufnya syamsuddin al-sumatrani membahas tentang martabat tujuh dan dua
puluh sifat tuhan.konsep martabat tujuh ini pertama kali dicetuskan oleh
muhammad Ibn fadlullah al-Burhanquri
seorang ulama’ kelahiran termasuk manusia adalah aspek lahir dari hakikat yang
tunggal, yaitu tuhan. Tuhan sebagai yang mutlakTidak dapat dikenal baik oleh
akal, indera, maupun khayal.dia dapat dikenal setelah ber-tajalli sebanyak
tujuh martabat sehingga tercipta alam semesta beserta isinya, termasuk manusia
sebagai aspek lahir dari tuhan.
Menurutnya, yang awwal
adalah martabat ahadiyyah ; yang al-akhir adalah martabat wahidiyyah; yang
al-bathin adalah martabat-martabat alam al-arwah, alam al-mitsal, alam al
ajsam, alam al-insan.
Konsep
martabat tujuh cenderung berhubungan dengan teori dengan tanazzul dalam
tasawuf.tanazzul (tanzil) diartikan sebagai turunnya wujud dengan penyingkapan
tuhan dari kegaipan ke alam penampakan melalui berbagai tingkat
perwujudan.martabat tujuh yang telah memasuki nusantara melalui alam pikiran
para sufi aceh abad ke- 17 merupakan pengembangan paham penghayatan union-mistik
dari ajaran al-hallaj dan Ibn Arabi, atau sebagai hasil pengembangan dari
konsep tajalli Ibn Arabi dan jilli, dengan beberapa modifikasi, akan tetapi
konsep pemikiran tentang ketujuh martabat itu merupakan hal yang baru, yang
tidak di jumpai dalam konsep-konsep pemikiran sebelumnya.
4. Abd.
Rauf al-sinkli
Setelah ar raniri,
tokoh penting lainnya adalah Abd. Rauf al-sinkli.tokoh utama dan mufti besar
kerajaan aceh pada abad ke-17 (1606-1637 M) ini bernama lengkap Abd.Rauf bin ali al- jawi al-fansuri al-sinkli. Tahun
kelahirannya tidak di ketahui dengan pasti. Namun, ada yang menyebutkan pada
tahun 1024 H atau 1615M.
As-sinkli sempat
menerima bai’at tarekat satariyyah di samping ilmu-ilmu sufi yang lain,
termasuk sekte dan bidang ruang lingkup ilmu pengetahuan yang ada hubungan
dengannya. Abd. Rauf al-sinkili adalah ulama aceh yang berupaya “mendamaikan”
ajaran martabat alam tujuh yang dikenal di aceh sebagai faham wadah al-wujud
atau wujuddiyyah (phantheisme) dengan faham sunnah. Meskipun demikian, Syeikh
Abd.Rauf as-sinkli tetap menolak faham wujudiyyah yang menganggap adanya
penyatuan antara tuhan dan hamba. Ajaran inilah yang kemudian dibawa oleh
muridnya, syekh abd muhyi pamijahan kejawa.
Menurut hasyimi,
seperti dikutip azyumardi azra, ayah al-sinkli berasal dari persia yang datang
ke samudera pasai pada akhir abad ke-13 dan menetap di fansur, barus, sebuah
kota pelabuhan tua dipantai barat sumatera. Pendidikannya dimulai dari ayahnya
di simpang kanan (sinkli). Dari ayahnya, ia belajar ilmu-ilmu agama, sejarah,
bahasa arab, mantiq, fisafat, sastra arab dan melayu, dan bahasa persia. Pendidikannya
dilanjudkan di samudera pasai dan belajar pada syekh samsuddin al-sumatrani di
dayah tinggi. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan ke arabia.[5]
C. Berbagai
istilah dalam tasawuf
1. Al-dzikr
Secara etimologi,
perkataan dzikir berakar pada kata dzakara, artinya memperhatikan, mengingat,
mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti, ingatan. Dzikir itu
bahasa umumnya sama dengan ingat yang berarti dapat di lakukan dimana saja dan
dalam semua keadaan, ia dapat di ucapkan leh hati (dzikir hafi), dapat di
ucapkan oleh lidah atau (dzikir lisan), dapat dilakuan oleh anggota badan
lainnya dengan perilaku dan akhlak mahmudah.
Dzikir mengandung makna
pegingatan kepada allah swt. Adapun
dalam bahasa arab, pengingatan kepada allah swt diistilahka dengan dzikrullah.
Dzikir dalam pengertian khusus adalah latihan rohani untuk ingat kepada allah
swt yang dilakukan dengan membaca kalimat tauhid (tahlil) “la ilaha illallah”
atau lafal al-jalalah (Allah) atau nama-nama yang di sebut dalam asmaul husna.
Kata ingat disini dapat di artikan dengan hadirnya allah swt dalam hati atau
menghadirkan allah dalam hati, sehingga keberadaan allah swt itu di sadari
sebenar-benarnya oleh orang yang berdzikir dan mempengaruhi segala
perbuatannya.
2. Al-uns
Uns
atau keakraban atau sifat merasa selalu berteman, tidak pernah merasa sepi. Uns
adalah keadaan jiwa dan seluruh ekspresi terpusat penuh kepada suatu titik
sentral yaitu allah, tidak ada yang dirasa, tidak ada yang di ingat, dan tidak
ada yang diharap kecuali allah. Walaupun situasi atau keadaan uns itu mirip dan
hampir sama dengan fana, namun orang sufi tidak menyebutnya fana, tetapi al-mahwu,yaitu
sekadar pemusatan seluruh ekspresi secara utuh kepada suatu arah. Kesenangan
dan kegembiraan hati hamba karena tersingkap baginya kedekatan (qurb),
keindahan dan kesempurnaan allah swt. Uns mrupakan keadaan spiritual ketika hati
di penuhi cinta dan keindahan, kelembutan dan belas kasih, serta pengampunan
allah. Keindahan uns tidak dapat di lukiskan. Hal daat dialami oleh pendengar
dalam konsep spiritual (sama’) yang menyebabkannya mengalami kemabukan (wajd)
ketika menemukan allah.
3. Al-qurb
Al-qurb atau kedekatan
kepada allah. Qurb merupakan maqam
kesempurnaan. Al-muqarrabun adalah hamba-hamba yang telah mencapai
kedekatan seperti ini. Dengan mempunyai pengetahuan tentang kejauhan (bu’d)-nya
dari allah seseorang hamba sesungguhnya di didekatkan (qurb).
Tingkatan pertama dalam
al-qurb adalah dengan melalukan ketaatan kepada allah, dan menghabiskan waktu
untuk beribadah kepadanya. Dekatnya hamba dengan tuhan adalah dengan imannya
dan merealisasikan keimanan itu, merupakan iksanny. Dekat dengan allah
sekarang, berarti dengan mengenal allah dan mengetahuinya, dan diakhirat dengan
meihatnya langsung.
4. Al-wushul
Wushul adalah
mencapai,menyambung. Al-wushul adalah tersingkapnya hiasan al-haq kepada
seorang hamba dan dia tenggelam di dalamnya. Apabila dia memandang pada
pengetahuannya, dia tidak mengetahui apapun selain allah. Jika ia memandang
keinginannya maka dia tidak mempunyai keinginan kepada selain dia. Karena itu
keseluruhannya disibukkan dengan keseluruhannya dalam hal musyahaddah
dan keinginan. Atau suatu keadaan seorang sufi yang pada kondisi tertentu
merasa sudah mencapai kepada allah.[6]
5. Al-hulul
Konsepsi al-hulul pada
pertama kali ditampilkan oleh husein Ibn manshur al-hallaj yang meninggal
karena di hukum mati di baghdad pada tahun 308 H, karena paham yang disebarkan
dipandang sesat oleh penguasa saat itu.
Pengertian al-hulul
secara singkat adalah, tuhan mengambil tempat pada tubuh manusia tertentu,
yaitu manusia yang telah dapat membersihkan dirinya dari sifat-sifat
kemanusiaannya melalui fana dan ektase. Sebab menurut al-hallaj mempunyai sifat
dasar yang ganda, yaitu sifat ke-tuhan-an atau lahut dan sifat kemanusiaan
atau nasut. Apabila seseorang telah dapat menghilangkan sifat-sifat
kemanusiannya dan mngembangkan sifat-sifat ilahiahnya melalui fana, maka tuhan
akan mengambil tempat pada dalam dirinya dan terjadilah kesatuan manusia dengan
tuhan dan inilah yang di maksud dengan hulul.
6. Wihdah
al-wujud
Paham ini merupakan perluasan dari
paham hulul,yang dibawa oleh muhyial-din Ibn arabi kelahiran spanyol
pada 560 H di damaskus.
Paham ini perluasan dari konsepsi
(paham) al-hulul adalah karena nasut yag ada dalam paham al- hulul ia ganti dengan
khalq (makhluk), sedang lahut menjadi al-haq (tuhan) khalq dal al-haq adalah
dua sisi bagi segala sesuatu, dua aspek yang ada pada sesuatu. Aspek lahirnya
di sebut khalaq dan aspek yang sebelah batinnya di sebut al-haq. Dengan
demikian segala sesuatu yang ada ini mengandung aspek lahir dan aspek batin
atau terdiri dari ‘Ard (accident) dan jauhar (substance). Aspek khalq atau
aspek luar memiliki sifat kemakhlukan atau nasut sedangkan aspek batin atau
al-haq memiliki sifat ketuhanan atau lahut. Tiap-tiap yang bergerak tidak lepas
dari kedua aspek itu, yaitu sifat ke-tuhanan dan aspek kemanusiaan. Tetapi yang
terpenting adalah aspek batinnya atau aspek al-haq dan aspek ini yang merupakan
hakikat atau esensi dari tiap-tiap yang wujud. [7]
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejak
berdirinya kerajaan islam pasai, kawasan pasai menjadi titik sentral penyiaran
agama islam keberbagai daerah di sumatra dan pesisir utara pulau jawa.
2. Tokoh-tokoh
tasawuf indonesia diantaranya hamzah al-fansuri, nuruddin ar-raniri, syamsuddin
al-sumatrani, Abd rauf al-sinkli
3. Istilah
dalam tasawuf diantaranya Al-dzikr, Al-Uns, Al-qurb, Al- wushul, Al-hulul,
Wihdah al-wujud
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Untuk itu penulis berharap agar para pembaca untuk memberikan saran
yang bersifat positif dan membangun kepada makalah ini guna meningkatkan
kekreatifan dan skil dalam membangun makalah yang sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Anwar,
Rosihon Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010
Toriquddin,
Moh., Sekularitas Tasawuf, Malang: UIN Malang Press, 2008
Syukur, Amin,
Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 1999/2002
Lembar kerja
1.
Sejak kapan islam masuk ke Indonesia ?
2.
Ada berapa tokoh tasawuf di Indonesia ?
3.
Apa manfaat tasawuf bagi anda ?
4.
Apa yang dinamakan dzikir?
5.
Apa saja istilah dalam tasawufm, sebutkan salah
satunya ?
6.
Apa perbedaan al-Qulb dan al-wushul menurut anda?
7.
Apa saja manfaat istilah dalam tasawuf yang enam bagi
anda?
[1] .
Rosihon Anwar, M.Ag. Akhlak Tasawuf, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2010),
Hal.337-339
[2]. Rosihon
Anwar, M.Ag. Akhlak Tasawuf, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2010),
Hal.337-339.
[3]Amin
syukur, MA Menggugat Tasawuf, (yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR, 2002), Hal.
28-30
[4] Rosihon
Anwar, M.Ag. Akhlak Tasawuf, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2010), Hal.340-344
[5]
Toriquddin, Lc, MHI, Sekularitas Tasawuf, (Yoqyakarta, UIN-Malang Press,
2008).Hal.132-148.
[6] Moh.toriquddin, Lc, MHI, Sekularitas
Tasawuf, (Yoqyakarta, UIN-Malang Press, 2008).Hal.156-159
[7] Moh.toriquddin, Lc, MHI, Sekularitas
Tasawuf, (Yoqyakarta, UIN-Malang Press, 2008).Hal.156-159