AKUNTANSI A 2016

Saturday, December 17, 2016

Tasawuf Di Indonesia dan Tokohnya

TASAWUF DI INDONESIA DAN TOKOHNYA

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf Yang Di Ampu Oleh :
Bapak  Moch. Cholid Wardi, S.Hi, M.Hhi.





Disusun oleh :
KHUSNUL YAQIN
DEDI HERMAWAN
TRI WAHYUDI
MOH. IHLAS


PROGRAM STUDI  EKONOMI SYARI’AH
JURUSAN EBIS
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PAMEKASAN
NOVEMBER 2016


KATA PENGANTAR


Assalamu’aikum wr. Wb

         Puja dan puji syukur kami mari kita panjatkan kepada Allah SWT yang maha Adil juga maha Bijaksana  karena berkat rahmat dan widayahnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang tasawuf di indonesia beserta tokohnya dengan waktu yang tepat.
         Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan nabi kita yaitu nabi Muhammad SWT, yang telah membawa kita dari alam kejahiliaan menuju alam yang terang menerang seperti yang kita rasakan pada hari ini. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf  yang di bimbing oleh yang terhormat Bapak  Dosen Moch. Cholid Wardi selaku dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf, saya mengucapkan terima kasih.
          Dengan tersusunnya makalah ini saya berharap bisa di jadikan bahan ajar, sehingga mampu menambah wawasan mahasiswa/mahasiswi di sekitar lingkungan STAIN pamekasan, serta mampu member dorongan dan motivasi kepada teman-teman semua lebih -lebih pada saya sebagai penulisnya.
          Disadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi isinya, bahasa, penyusun dan lain sebagainya untuk itu saran dan kritik pembaca sangat membantu.
                                                                                      
                                         pamekasan, 11 November 2016



                                                                                                           PENYUSUN



                                                                DAFTAR ISI                                       


Kata pengantar........................................................................................................................ i
Daftar isi................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang.................................................................................................................. 1
1.2  Rumusan masalah............................................................................................................. 1
1.3  Tujuan............................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 perkebangan Tasawuf di Indonesia.................................................................................. 2
2.2 Tokoh-tokoh tasawuf di Indonesia.................................................................................. 5
2.3 istiah dalam Tasawuf........................................................................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
3.2 saran................................................................................................................................. 9


BAB I
PENDHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Perkembangan tasawuf di indonesia, tidak lepas dari pengkajian proses islamisasi di kawasan ini. Sebab, sebagian besar penyebaran islam di nusantara merupakan jasa para sufi. Dari sekian banyak naskah lama yang  berasal dari sumatra, baik yang di tulis dalam bahasa arab dan bahasa melayu. Berorientasi sufisme. Hal ini menunjukkan bahwa pengikut tasawuf merupakan unsur yang cukup dominan dalam masyarkat saat itu. Sejak berdirinya kerajaan islam  pasai, kawasan pasai menjadi sentral penyiaran agama islam di berbagai daerah di sumatra dan pesisir utara pulau jawa. Perkembangan islam di jawa selanjutnya di gerakan oleh wali songo atau wali sembilan. Sebutan itu sudah cukup menunjukkan bahwa mereka adalah penghayat tasawuf yang sudah sampai pada derajatnya “wali”
.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Sejak kapan indonesia menjadi titik sentral penyiaran agama islam ?
2.      Siapa saja tokoh-tokoh tasawuf indonesia ?
3.      Apa saja istilah dalam tasawuf ?
4.       
C.     RUMUSAN MASALAH
1.      Untuk  mengetahui sejarah perkembangan tasawuf di indonesia
2.      Untuk mengetahui tokoh-tokoh tasawuf di indonesia
3.      Untuk mengetahui istilah dalam tasawuf




BAB II

PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangannya.
Sebagai sebuah ajaran, tasawuf muncul pada zaman Rasulullah SAW, sebab misi kerasulannya meliputi ajaran-ajaran yang berkaitan dengan keyakinan/keimanan (Aqidah), ibadah dan akhlaq.
Membahas perkembangan tasawuf diindonesia, tidak lepas dari pengkajian proses islamisasi dikawasan ini. Sebab, sebagian besar penyebaran islam dinusantara merupakan jasa para sufi.
Dari sekian banyak naskah lama yang berasal dari sumatera, baik yang ditulis dalam bahasa Arab maupun bahasa melayu, berorientasi sufisme. Hal ini menunjukkan bahwa pengikut tasawuf merupakan unsur yang cukup dominan dalam masyarakat pada masa itu. Kenyataan lainnya, kita bisa melihat pengaruh yang sangat besar dari para sufi ini dalam mempengaruhi kepemimpinan raja, baik yang ada ditanah aceh maupun yang ada ditanah jawa. Dikawasan sumatera bagian utara, ada empat sufi terkemuka, antara lain:
1.      Hamzah Fansuri (-+ abad 17 M) terkenal dengan karya tulisannya ashar al-‘Arifin dan Syarab Al-‘asyikin, serta beberapa kumpulan syair sufistiknya.
2.      Syamsuddin pasai penulis kitab jauhar al-haqoriq dan mirat al-qulub. Dia adalah murid dan pengikut dari hamzah fansuri yang mengembangkan doktrin wahdat al-wujud ibnu arabi.
3.      Abd. Rauf singkel (w. 1639 M) merupakan penganut tarekat syattariyah, karyanya berjudul Mira’at ath-thullab.
4.      Nurruddin ar-raniri (w. 1644 M) penulis bustan as-salatin, dari kitab ini, kita bisa mengetahui bahwa ia adalah pengikut tasawuf sunni dan penentang tasawuf hamzah fansuri. Ia juga penasehat sultan iskandar tsani. Semua sufi besar ini merupakan penasihat sultan pada masanya.
Sejak berdirinya kerajaan islam pasai, kawasan pasai menjadi titik sentral penyiaran agama islam keberbagai daerah disumatera dan pesisir utara pulau jawa. Penyebaran islam kepulau jawa, juga berasal dari kerajaan pasai, terutama atas jasa maulana malik ibrahim, maulana ishak, dan ibrahim asmoro yang ketiganya adalah abituren pasai. Melalui keuletan mereka itulah, berdiri kerajaan islam demak yang kemudian menguasai kerajaan banten dan batavia melalui syarif hidayatullah.
Perkembangan islam di jawa selanjutnya digerakkan oleh wali songo atau wali sembilan. Sebutan itu sudah cukup menunjukkan bahwa mereka adalah penghayat tasawuf yang sudah sampai pada derajat “wali”. Para wali bukan saja berperan sebagai penyiar islam, melainkan mereka juga ikut berperan kuat pada pusat kekuasaan kesultanan. Karena posisi itu, mereka mendapat gelar susuhunan yang biasa disebut sunan.[1]
Dalam dunia pesantren generasi awal, warna sufisme yang kental juga terlihat pada anutan mereka yang didominasi aliran sufisme al-ghazali, sufisme yang sangat kuat mewarnai kesantrian pada masa itu. Dalam kelompok ini, buku-buku karangan Al-Ghazali menjadi sumber bacaan sufisme yang paling digemari dan pada umumnya memuat pokok bahasan tasawuf akhlak dan tasawuf amali, yang keseluruhan beraliran tasawuf sunni. Disamping literatur-literatur sufisme yang berorientasi tasawuf akhlak dan tasawuf amali, dikalangan tertentu ditemukan literatur tasawuf falsafi, seperti Insan Kamil, karya abdul jalil Al-Jili serta futuhat Al-Makkiyah dan Fusus Al-Hakim, karya Ibnu Arabi.[2]
Ibn al-jauzi dan Ibn khaldun secara garis besar membagi kehidupan kerohian dalam islam di bagi dua, yakni zuhud dan tasawuf. Hanya saja diakui bahwa keduanya adalah istilah baru, sebab keduanya belum ada pada masa nabi muhammad SAW. Dan tidak terdapat dalam al-qur’an, kecuali zuhud disebut sekali dalam surt yusuf ayat 20.
            Istilah populer pada masa beliau ialah sahabat. Mereka adalah oranng-orang yang terhindak dari sifat syirik dan kehidupan jahiliyah, selalu mendengar dan meresapi Al- qur’an.
Ketika ia bersama-sama sahabatnya hijrah ke madinah, maka muncul istilah baru , yakni muhajir dan anshar. Muhajir berarti orang yang pindah dari mekkah ke madinah, sedang anshar merupakan julukan asli bagi penduduk orang madinah yang memberi pertolongan bagi kaum muhajir
Sudah di sebutkan bahwa ada  segolongan umat islam yang belum merasa puas dengan pendekatan diri kepada tuhan melalui ibadah shalat, puasa, dan haji. Mereka ingin merasa lebih dekat lagi dengan tuhan. Jalan untuk itu disebut tasawuf.
Kalau kita kembali kepada awal sejarah islam, khususnya pada masa nabi, telah ada sahabat-sahabat yang menjauhkan diri dari kehidupan duniawi, banyak berpuasa di siang hari, dan bershalat serta membaca al-qur’an di malam hari, seperti abdullah Ibn umar, sehingga nabi mengatakan kepadanya “tubuhnya juga mepunyai hal-hak yang harus kau penuhi.” Selain dan abdullah Ibn umar disebut pula nama-nama seperti abu al-darda’, abu dzar al-giffari, bahlul Ibn zuaib, dan kahmaz al-hilali (harun,1985)
Pada abad 1 hijriyah bagian kedua, lahirlah hasan basri seorang zahid pertama dan termasyhur dalam sejarah tasawuf  ia lahir di madinah pada tahun 642 M, Dan meninggal di basrah pada tahun 728 M. Hasan basri tampil pertama dengan membawa ajaran khauf dan raja’, mempertebal takut dan harap kepada tuhan, Setelah itu tampil pula guru-guru yang lain, yang dinamakan qari’, mengadakan gerakan pembaharuan hidup kerohanian di kalangan kaum muslimin.
Sebenarnya bibit tasawuf sudah ada sejak itu, garis-garis besar mengenai thariq atau jalan beribadah sudah kelihatan di susun, dalam ajaran-ajaran yang di kemukan sana- sini sudah mulai dianjurkan mengurangi makan ( ju’), menjauhkan diri dari keramaain duniawi (zuhud), mencela dunia (dzamm al-dunya) seperti harta , keluarga dan kedudukan. Di sana-sini terdapat pemuka –pemuka agama, baik di iraq, kufah, dan basrah,maupun syam, mempelajari cara-cara meresapkan agama. Dicobanya mempraktikan hal-hal yang berlebihan, dari i’tikaf menjadi khalwat, dari pakaian tenun kapas sampai ke baju tenun bulu domba, dan dari dzikir yang sederhana menjadi dzikir yang hiruk-piruk,
Kemudian pada ahir abad 2 hijriyah, muncul rabi’ah al-adawiyah (w. 185 H), seorang sufi wanita yang terkenal dengan ajaran cintanya (hubb al-ilah).selanjutnya pada abad II hijriyah ini, tasawuf tidak banyak berbeda dengan abad sebelumnya, yakni sama dalam corak kezuhudan.saat itu mulai ada sebagian yang menampilkan istilah-istilah yang pelik seperti mengenai kebersihan jiwa (tharah an-nafs)[3]

B.     Tokoh-tokoh Tasawuf di Indonesia.
Ada empat tokoh yang menjelaskan tasawuf di indonesia diantaranya,
1.      Hamzah Al-Fansuri.
Nama hamzah al-fansuri di nusantara bagi kalangan ulama’ dan sarjana penyidik keislaman tidak asing lagi. Hampir semua penulis sejarah islam mencatat bahwa syekh hamzah al-fansuri dan muridnya syekh syamsuddin as-sumatrani termasuk tokoh sufi yang sepaham dengan al-hallaj. Paham hulul, ijtihad, mahabbah, dan lain-lain adalah seirama dengan al-hallaj.paham hulul, ijtihad, mahabbah, dan lain-lain adalah seirama dengan al-hallaj.syekh hamzah fansuri diakaui sebagai salah pujangga islam yang sangat populer ada zamannya sehingga namanya menghiasi lembaran-lembaran sejarah kesusastraan melayu dan indonesia.namanya tercatat sebagai seorang kaliber besar dalam perkembangan islam di nusantara dari abadnya hingga kini.
Berdasarkan kata “Fansur” yang menempel pada namanya, sebagian peneliti beranggapan bahwa ia berasal dari fansur, sebutan orang arab terhadap barus yang sekarang merupakan kota kecil di pantai barat sumatra utara yang terletak di antara sibolga dan singkel.dalam salah satu syairnya, ia menulis,
Hamzah nur asalnya fansuri
Mendapat wujud di tanah syahr nawi,
Beroleh khilafat ilmu yang ‘ali
Dari pada abdul qadir sayyid jailani.
Ada yang berpendapat bahwa “syahru nawi” (pada bait kedua) adalah “bandar ayuthia”, ibu kota kerajaan Syam pada zaman silam.pendapat lain bahwa syahru nawi adalah nama lama dari tanah aceh sebagai peringatan bagi seorang pangeran siam bernama syahir nuwi yang datang ke aceh pada zaman dahulu, kemudian membangun aceh sebelum datang islam.
Syair –syair syekh hamzah fansuri terkumpul dalam buku-bukunya yang terkenal. Dalam kesusastraan melayu atau indonesia , tercatat buku-buku syairnya, antara lain syair burung pingai, syair dagang, syair pungguk, syair sidang faqir, syair ikan tongkol, dan syair perahu.
2.      Nuruddin Ar-Raniri.
Ar-raniri dilahirkan di  Ranir, sebuah kota pelabuhan tua dipantai Gujarat, India.nama lengkapnya adalah nuruddin muhammad bin hasanjin al-hamid asy-syafi’i ar-raniri. Tahun kelahirannya tidak di ketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan besar menjelang akhir abad ke 16. Ia mengikuti langkah keluarganya dalam hal pendidikanya. Pendidikan terakhirnya di peroleh di ranir kemudian dilanjutkan kewilayah hadhramaut. Ketika masih di negara asalnya, ia sudah banyak menguasai banyak ilmu agama. Diantara banyak guru yang memngaruhinya abu nafs sayyid imam bin’abdullah bin syaiban, seorang guru tarekat rifaiyah keturunan hadhramaut gujarat, india.

Pendirian ar-raniri dalam masalah ketuhanan pada umumnya bersifat kompromis. Ia berupaya menyatukan paham mutakallimin dengan paham para sufi yang diwakili ibn arabi. Ia berpendapat bahwa ugkapan “wujud Allah dan alam esa”berarti alam ini merupakan sisi lahiriah dari hakikatnya yang batin,yaitu Allah swt.sebagaimana yang dimaksud ibnu arabi. Akan tetapi, ungkapan itu pada hakikatnya adalah bahwa alam ini tidak ada. Yang ada hanyalah wujud Allah yang esa.jadi,tidak dapat di katakan bahwa alam ini berbeda atau bersatu dengan Allah swt. Pandangan ar-raniri hampir sama dengan ibnu arabuddi bahwa alam ini merupakan tajalli. Akan tetapi,tafsirannya di atas membuatnya terlepas dari label panteisme ibnu arabi.

Ar-raniri berpandangan bahwa alam ini di ciptakan Allah swt.melalui tajalli. ia menolak teorial-faidh (emanasi) al-farabi karena membawa pengakuan bahwa alam ini adalah qadim sehingga dapat jatuh pada kemusyrikan. Alam dan falak, menurutnya, merupakan tajalli asma dan sifat Allah SWT. Dalam bentuk yang konkret. Sifat ilmu ber-tajalli pada imu akal; nama Rahman ber-tajalli pada Arsy, nama Rahim ber-tajalli pada kursy; nama Raziq ber-tajalli pada falak ketujuh; dan seterusnya. Dan manusia merupakan makhluk Allah SWT. Yang paling sempurna didunia.[4]
3.      Syamsuddin al-sumatrani
Syamsuddin al-sumatrani merupakan tokoh sufi kenamaan di aceh. Ia adalah murid hamzah fansuri yang mengajarkan faham wujudiyyah. Ia hidup pada masa kejayaan kesultanan aceh di bawah kekuasaan sultan iskandar muda, atau disebut juga dengan mahkota alam (1607-1636). Seperti halnya hamzah fanzuri, syamsuddin juga mendapatkan kedudukan penting disisi sultan.ia meninggal pada tahun 1630 m.
Dalam pemikiran tasawufnya syamsuddin al-sumatrani membahas tentang martabat tujuh dan dua puluh sifat tuhan.konsep martabat tujuh ini pertama kali dicetuskan oleh muhammad  Ibn fadlullah al-Burhanquri seorang ulama’ kelahiran termasuk manusia adalah aspek lahir dari hakikat yang tunggal, yaitu tuhan. Tuhan sebagai yang mutlakTidak dapat dikenal baik oleh akal, indera, maupun khayal.dia dapat dikenal setelah ber-tajalli sebanyak tujuh martabat sehingga tercipta alam semesta beserta isinya, termasuk manusia sebagai aspek lahir dari tuhan.
Menurutnya, yang awwal adalah martabat ahadiyyah ; yang al-akhir adalah martabat wahidiyyah; yang al-bathin adalah martabat-martabat alam al-arwah, alam al-mitsal, alam al ajsam, alam al-insan.
Konsep martabat tujuh cenderung berhubungan dengan teori dengan tanazzul dalam tasawuf.tanazzul (tanzil) diartikan sebagai turunnya wujud dengan penyingkapan tuhan dari kegaipan ke alam penampakan melalui berbagai tingkat perwujudan.martabat tujuh yang telah memasuki nusantara melalui alam pikiran para sufi aceh abad ke- 17 merupakan pengembangan paham penghayatan union-mistik dari ajaran al-hallaj dan Ibn Arabi, atau sebagai hasil pengembangan dari konsep tajalli Ibn Arabi dan jilli, dengan beberapa modifikasi, akan tetapi konsep pemikiran tentang ketujuh martabat itu merupakan hal yang baru, yang tidak di jumpai dalam konsep-konsep pemikiran sebelumnya.
4.      Abd. Rauf al-sinkli
Setelah ar raniri, tokoh penting lainnya adalah Abd. Rauf al-sinkli.tokoh utama dan mufti besar kerajaan aceh pada abad ke-17 (1606-1637 M) ini bernama lengkap Abd.Rauf  bin ali al- jawi al-fansuri al-sinkli. Tahun kelahirannya tidak di ketahui dengan pasti. Namun, ada yang menyebutkan pada tahun 1024 H  atau 1615M.
As-sinkli sempat menerima bai’at tarekat satariyyah di samping ilmu-ilmu sufi yang lain, termasuk sekte dan bidang ruang lingkup ilmu pengetahuan yang ada hubungan dengannya. Abd. Rauf al-sinkili adalah ulama aceh yang berupaya “mendamaikan” ajaran martabat alam tujuh yang dikenal di aceh sebagai faham wadah al-wujud atau wujuddiyyah (phantheisme) dengan faham sunnah. Meskipun demikian, Syeikh Abd.Rauf as-sinkli tetap menolak faham wujudiyyah yang menganggap adanya penyatuan antara tuhan dan hamba. Ajaran inilah yang kemudian dibawa oleh muridnya, syekh abd muhyi pamijahan kejawa.
Menurut hasyimi, seperti dikutip azyumardi azra, ayah al-sinkli berasal dari persia yang datang ke samudera pasai pada akhir abad ke-13 dan menetap di fansur, barus, sebuah kota pelabuhan tua dipantai barat sumatera. Pendidikannya dimulai dari ayahnya di simpang kanan (sinkli). Dari ayahnya, ia belajar ilmu-ilmu agama, sejarah, bahasa arab, mantiq, fisafat, sastra arab dan melayu, dan bahasa persia. Pendidikannya dilanjudkan di samudera pasai dan belajar pada syekh samsuddin al-sumatrani di dayah tinggi. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan ke arabia.[5]

C.     Berbagai istilah dalam tasawuf
1.      Al-dzikr
Secara etimologi, perkataan dzikir berakar pada kata dzakara, artinya memperhatikan, mengingat, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti, ingatan. Dzikir itu bahasa umumnya sama dengan ingat yang berarti dapat di lakukan dimana saja dan dalam semua keadaan, ia dapat di ucapkan leh hati (dzikir hafi), dapat di ucapkan oleh lidah atau (dzikir lisan), dapat dilakuan oleh anggota badan lainnya dengan perilaku dan akhlak mahmudah.
Dzikir mengandung makna pegingatan kepada  allah swt. Adapun dalam bahasa arab, pengingatan kepada allah swt diistilahka dengan dzikrullah. Dzikir dalam pengertian khusus adalah latihan rohani untuk ingat kepada allah swt yang dilakukan dengan membaca kalimat tauhid (tahlil) “la ilaha illallah” atau lafal al-jalalah (Allah) atau nama-nama yang di sebut dalam asmaul husna. Kata ingat disini dapat di artikan dengan hadirnya allah swt dalam hati atau menghadirkan allah dalam hati, sehingga keberadaan allah swt itu di sadari sebenar-benarnya oleh orang yang berdzikir dan mempengaruhi segala perbuatannya.
2.      Al-uns
Uns atau keakraban atau sifat merasa selalu berteman, tidak pernah merasa sepi. Uns adalah keadaan jiwa dan seluruh ekspresi terpusat penuh kepada suatu titik sentral yaitu allah, tidak ada yang dirasa, tidak ada yang di ingat, dan tidak ada yang diharap kecuali allah. Walaupun situasi atau keadaan uns itu mirip dan hampir sama dengan fana, namun orang sufi tidak menyebutnya fana, tetapi al-mahwu,yaitu sekadar pemusatan seluruh ekspresi secara utuh kepada suatu arah. Kesenangan dan kegembiraan hati hamba karena tersingkap baginya kedekatan (qurb), keindahan dan kesempurnaan allah swt. Uns mrupakan keadaan spiritual ketika hati di penuhi cinta dan keindahan, kelembutan dan belas kasih, serta pengampunan allah. Keindahan uns tidak dapat di lukiskan. Hal daat dialami oleh pendengar dalam konsep spiritual (sama’) yang menyebabkannya mengalami kemabukan (wajd) ketika menemukan allah.
3.      Al-qurb
Al-qurb atau kedekatan kepada allah. Qurb merupakan maqam  kesempurnaan. Al-muqarrabun adalah hamba-hamba yang telah mencapai kedekatan seperti ini. Dengan mempunyai pengetahuan tentang kejauhan (bu’d)-nya dari allah seseorang hamba sesungguhnya di didekatkan (qurb).
Tingkatan pertama dalam al-qurb adalah dengan melalukan ketaatan kepada allah, dan menghabiskan waktu untuk beribadah kepadanya. Dekatnya hamba dengan tuhan adalah dengan imannya dan merealisasikan keimanan itu, merupakan iksanny. Dekat dengan allah sekarang, berarti dengan mengenal allah dan mengetahuinya, dan diakhirat dengan meihatnya langsung.
4.      Al-wushul
Wushul adalah mencapai,menyambung. Al-wushul adalah tersingkapnya hiasan al-haq kepada seorang hamba dan dia tenggelam di dalamnya. Apabila dia memandang pada pengetahuannya, dia tidak mengetahui apapun selain allah. Jika ia memandang keinginannya maka dia tidak mempunyai keinginan kepada selain dia. Karena itu keseluruhannya disibukkan dengan keseluruhannya dalam hal musyahaddah dan keinginan. Atau suatu keadaan seorang sufi yang pada kondisi tertentu merasa sudah mencapai kepada allah.[6]
5.      Al-hulul
Konsepsi al-hulul pada pertama kali ditampilkan oleh husein Ibn manshur al-hallaj yang meninggal karena di hukum mati di baghdad pada tahun 308 H, karena paham yang disebarkan dipandang sesat oleh penguasa saat itu.
Pengertian al-hulul secara singkat adalah, tuhan mengambil tempat pada tubuh manusia tertentu, yaitu manusia yang telah dapat membersihkan dirinya dari sifat-sifat kemanusiaannya melalui fana dan ektase. Sebab menurut al-hallaj mempunyai sifat dasar yang ganda, yaitu sifat ke-tuhan-an atau lahut dan sifat kemanusiaan atau nasut. Apabila seseorang telah dapat menghilangkan sifat-sifat kemanusiannya dan mngembangkan sifat-sifat ilahiahnya melalui fana, maka tuhan akan mengambil tempat pada dalam dirinya dan terjadilah kesatuan manusia dengan tuhan dan inilah yang di maksud dengan hulul.
6.      Wihdah al-wujud
        Paham ini merupakan perluasan dari paham hulul,yang dibawa oleh muhyial-din Ibn arabi kelahiran spanyol pada 560 H di damaskus.
        Paham ini perluasan dari konsepsi (paham) al-hulul adalah karena nasut yag ada dalam              paham al- hulul ia ganti dengan khalq (makhluk), sedang lahut menjadi al-haq (tuhan) khalq dal al-haq adalah dua sisi bagi segala sesuatu, dua aspek yang ada pada sesuatu. Aspek lahirnya di sebut khalaq dan aspek yang sebelah batinnya di sebut al-haq. Dengan demikian segala sesuatu yang ada ini mengandung aspek lahir dan aspek batin atau terdiri dari ‘Ard (accident) dan jauhar (substance). Aspek khalq atau aspek luar memiliki sifat kemakhlukan atau nasut sedangkan aspek batin atau al-haq memiliki sifat ketuhanan atau lahut. Tiap-tiap yang bergerak tidak lepas dari kedua aspek itu, yaitu sifat ke-tuhanan dan aspek kemanusiaan. Tetapi yang terpenting adalah aspek batinnya atau aspek al-haq dan aspek ini yang merupakan hakikat atau esensi dari tiap-tiap yang wujud.   [7]
   




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Sejak berdirinya kerajaan islam pasai, kawasan pasai menjadi titik sentral penyiaran agama islam keberbagai daerah di sumatra dan pesisir utara pulau jawa.
2.      Tokoh-tokoh tasawuf indonesia diantaranya hamzah al-fansuri, nuruddin ar-raniri, syamsuddin al-sumatrani, Abd rauf al-sinkli
3.      Istilah dalam tasawuf diantaranya Al-dzikr, Al-Uns, Al-qurb, Al- wushul, Al-hulul, Wihdah al-wujud



B.     Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis berharap agar para pembaca untuk memberikan saran yang bersifat positif dan membangun kepada makalah ini guna meningkatkan kekreatifan dan skil dalam membangun makalah yang sempurna.






DAFTAR PUSTAKA

 Anwar, Rosihon Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010
 Toriquddin, Moh., Sekularitas Tasawuf, Malang: UIN Malang Press, 2008
 Syukur, Amin, Menggugat Tasawuf, Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 1999/2002






Lembar kerja
1.      Sejak kapan islam masuk ke Indonesia ?
2.      Ada berapa tokoh tasawuf di Indonesia ?
3.      Apa manfaat tasawuf bagi anda ?
4.      Apa yang dinamakan dzikir?
5.      Apa saja istilah dalam tasawufm, sebutkan salah satunya ?
6.      Apa perbedaan al-Qulb dan al-wushul menurut anda?
7.      Apa saja manfaat istilah dalam tasawuf yang enam bagi anda?













[1] . Rosihon Anwar, M.Ag. Akhlak Tasawuf, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2010), Hal.337-339
[2]. Rosihon Anwar, M.Ag. Akhlak Tasawuf, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2010), Hal.337-339.
[3]Amin syukur, MA Menggugat Tasawuf, (yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR, 2002), Hal. 28-30
[4] Rosihon Anwar, M.Ag. Akhlak Tasawuf, (Bandung, CV Pustaka Setia, 2010), Hal.340-344
[5] Toriquddin, Lc, MHI, Sekularitas Tasawuf, (Yoqyakarta, UIN-Malang Press, 2008).Hal.132-148.
[6] Moh.toriquddin, Lc, MHI, Sekularitas Tasawuf, (Yoqyakarta, UIN-Malang Press, 2008).Hal.156-159
[7] Moh.toriquddin, Lc, MHI, Sekularitas Tasawuf, (Yoqyakarta, UIN-Malang Press, 2008).Hal.156-159










No comments:

Post a Comment